Mengenal ketupat yang biasa di buat Saat bulan Ramadhan, qunutan

Tidak ada komentar


TF.
com || 
Biasanya ketupat disajikan saat hari Raya Idul Fitri. Namun, hal yang unik dan berbeda justru terjadi di Musala Al-Ikhlas di Kampung Sehat, Desa Babakanlor, Kecamatan Cikedal, Pandeglang Banten.

Di Kawasan tersebut, ketupat disajikan dua kali selama satu tahun. Pertama, saat akhir Ramadan dan yang kedua saat hari Raya Idul Fitri.

Tradisi penyajian ketupat di pertengahan menjelang akhir bulan Ramadan dinamakan Kupat Qunutan. Tradisi yang sudah berlangsung selama turun temurun ini disinyalir menjadi ajang pemersatu warga dalam menggiatkan silaturahmi antar sesama.

Dilansir via Ayobandung. Tradisi khas warga Pandeglang, Banten tersebut dilakukan sebagai bentuk simbol persatuan masyarakat setempat dalam mengharap berkah Lailatul Qadar. Biasanya Kupat Qunutan digelar setelah para warga memasak ketupat dengan lauk pauk pendampingnya.

Makanan khas lebaran tersebut lantas dibawa ke musala dan langsung didoakan untuk memohon berkah Ramadan dan lebaran.

Selanjutnya, ketupat yang terkadang terdiri dari dua jenis tersebut (ketupat beras dan ketupat ketan) langsung disantap secara bersama sama setelah pelaksanaan salat tarawih.

Dikutip dari salah satu makna tradisi Kupat Qunutan adalah memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk bersedekah dan mencuci rezeki yang dimiliki.

Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Pandeglang, Abdul Aziz Nurdin mengungkapkan jika tradisi pertengahan Ramadan tersebut adalah bentuk pengingat dari ulama di masa lampau agar semakin meningkatkan ibadah amaliyah di pertengahan menjelang akhir Ramadan, yaitu sedekah.

“Tradisi qunutan yang dilakukan pada pertengahan Ramadan adalah cara para ulama Sallafussholih untuk mengingatkan umatnya agar lebih meningkatkan amaliyah ibadah terutama sedekah,” terangnya.

(TF)

Tidak ada komentar

Posting Komentar